Kamis, 28 November 2013

Misteri Serta Rahasia Tersembunyi Dari Kartu Remi

Inilah misteri serta rahasia tersembunyi dari kartu remi ya Playing Card atau di Indonesia sering disebut Kartu Remi, mungkin datang dari Timur, Mesir atau Arab lalu muncul di Italia (dalam bentuk Tarot/Taroochi ) kira-kira akhir tahun 1200-an. Setelah itu menyebar ke Jerman, Prancis, dan Spanyol. Mungkin selama ini kita tidak pernah peduli, tapi kartu yang kita kenal adalah jenis kartu dari Inggris. Seperti JACK (J) QUEEN (Q) KING (K) dan ACE (A). Jenis kartu dari Inggris ini dalam satu setnya berjumlah 52 lembar, ditambah dengan JOKER. Ok, let's to the point.

UnikBaca.Blogspot.com

Ada beberapa fenomena tentang kartu yang sering kita mainkan :

Jumlahnya 52, kenapa 52 ? Jumlah minggu dalam setahun adalah 52 dan setiap kartu mewakili satu minggu.

52 (5+2) = 7 = 7 hari dalam seminggu.

Karena dari Inggris yang notabene 4 musim jadi kartunya mempunyai 4 jenis :

Spade (?) mewakili musim dingin
Heart (?) mewakili musim gugur
Diamond (?) mewakili musim semi
Club (?) mewakili musim panas

Dalam satu jenis terdapat 13 kartu (dari As s/d King) 13 adalah jumlah minggu dalam satu musim.

13 (1+3) = 4 = jumlah musim dalam satu tahun = 4 penjuru mata angin.

Warna merah sama Item, melambangkan Siang dan Malam.

Kalau angka kartu dalam satu jenis kalian jumlahin semua (As = 1, Jack=11, Queen=12 dan King=13), maka jumlah totalnya adalah 364! Sama dengan jumlah hari dalam satu tahun, ditambah 1 Joker, menjadi 365 hari.


Kalau jumlah huruf dari nama-nama kartu yang ada satu deck anda hitung, baik dalam bahasa Inggris, Belanda, Jerman ataupun Perancis, maka jumlahnya adalah 52! Sama seperti jumlah minggu dalam 1 tahun !!
- Bahasa Inggris: Ace, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, ten, Jack, Queen, King.
- Bahasa Belanda: Aas, twee, drie, vier, vijf, zes, seven, acht, negen, tien, Boer, Vrouw, Heer.
- Bahasa Jerman: As, zwei, drei, fünf, sechs, sieben, acht, neun, zehn, Bube, Dame, König.
- Bahasa Perancis: As, deux, trois, quatre, cing, six, sept, huit, neuf, dix Valet, Reine, Roi.

(Semua jumlah hurufnya sama 52 !)

Boleh percaya, boleh nggak !

Dari setiap jenis juga melambangkan 4 pilar yang utama di zaman Middle Ages.
Spade - Militer
Heart - Gereja
Diamond - Kelas Pedagang
Club - Aglikultur

Setiap kartu Raja (KING) dari setiap jenis, represent to some of Great King from history, nih :

Spade - King David adalah Raja Israel
Heart - Charlemagne adalah pendiri The Holy Roman Empire
Diamond - Julius Caesar, The Great Dictator of Rome
Club - Alexander The Great, Jenderal MacedoniaHearts --- Spades --- Diamonds --- Clubs
(K) Charlemagne -- David -- Caesar -- Alexander
(Q) Ragnel -- Judith -- Pallas -- Argeia
(J) Ogier -- Judah Maccabee -- Aulus Hiritus -- Hector

Siapa mereka ? Mereka itu adalah para Hero pada zaman Middle Age dulu, kalo mau lebih jelasnya buka Wikipedia aja...

Selain itu ada lagi misteri-misteri tentang kartu yang belum bisa dijawab sampai sekarang, misalnya :

King Hati satu-satunya King yang tidak mempunyai kumis.

King Hati juga mengarahkan pedangnya ke arah kepalanya sendiri, oleh karena itu King Hati selalu disebut 'The Suicide King'.

King Diamond cuma keliatan satu sisi muka, dimana king-king lainnya tidak seperti itu.

Queen Spade melihat ke arah kanan, dimana Queen-Queen lainnya melihat ke arah kiri.

Queen Spade satu-satunya Queen yang memegang tongkat dan bunga, dimana Queen-Queen lainnya hanya memegang bunga saja.

Dan mungkin masih banyak hal-hal yang tersembunyi lainnya, mungkin kalo kita teliti lebih jauh lagi, kita akan tahu lebih banyak tentang misteri dibalik kartu remi.

Benarkah Pyrokinesis Sang Pengendali Api itu Benar Ada

Pyrokinesis, Kemampuan Mengendalikan Api dengan Pikiran. Di sebut pengendali api. Tahun 1980an ada film yang berjudul "Firestarter", yang menceritakan tentang anak perempuan yang mempunyai kemampuan membakar apapun yang dilihatnya. Kemampuan ini disebut Pyrokinesis. Baru-baru ini juga ada film tentang pyrokinesis, film serial "Heroes" dimana ada salah satu karakter bernama Meredith mempunyai kemampuan pyrokinesis. Lalu, apa yang dimaksud dengan pyrokinesis itu? Pyrokinesis, berasal dari kata Yunani πυρ (PUR, yang berarti "api, petir") dan κίνησις (kínesis, yang berarti "gerak"). Sebuah kemampuan yang melebihi dari api. Yang mana mental pemiliknya mampu memanipulasi api dan panas. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan percepatan partikel untuk meningkatkan suhu hingga mencapai tingkat panas yang ekstrem dan sanggup memancarkan bunga api sehingga sanggup mengeluarkan api. Sebagian besar orang dengan karunia ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan suhu pribadi mereka untuk menghangatkan tubuh, bahkan dalam kondisi paling dingin.

Benarkah Pyrokinesis Sang Pengendali Api itu Benar Ada

Dalam beberapa tradisi pyrokinetic (orang yang dapat menggunakan pyrokinesis) dapat membuat api, tetapi secara "teknis" pyrokinetic hanya dapat memanipulasi api, meskipun mereka dapat membakar bahan mudah terbakar, membuat api setelahnya.

Kemampuan untuk membuat api dari udara tipis, tanpa bahan mudah terbakar, disebut "pyrogenesis." Pyrokinesis berada di bawah payung telekinesis (atau, kadang-kadang, psikokinesis)dimana seorang praktisi menggunakan pikirannya untuk mempengaruhi dunia fisik di sekitar mereka.

Secara tradisional seorang pyrokinetic dapat menyalakan api ketika kondisi sesuai dengan pasokan yang cukup untuk menciptakan api, yaitu bahan bakar, oksigen dan panas, kemudian memanipulasi intensitas api dan arah di mana bahan-bahan itu berada. Jadi pyrokinetic dapat mengobarkan setumpuk surat kabar dan tidak membakar tirai di dekatnya , atau menyebabkan api menyebar dengan cepat melalui daerah tertentu pada kecepatan yang tidak wajar.

Walaupun tidak ada eksperimen empiris yang telah terbukti sesuai dengan yang ditampilkan oleh tradisi pyrokinesis populer , kemampuan untuk menghasilkan panas telah ditunjukkan oleh praktisi seni bela diri tertentu.

Seniman bela diri ini, dengan memanipulasi energi "chi", mereka dapat memancarkan panas dari tangan mereka atau bagian lain dari tubuh mereka. Beberapa berpendapat bahwa kemampuan ini tidak "benar" melainkan hanya pyrokinesis berbentuk bio feedback dan sekedar kontrol, meningkatkan dan peningkatan kemampuan alami tubuh untuk menghasilkan panas, sementara yang lain mengatakan bahwa itu adalah kemampuan manipulasi pikiran dunia materi dan dengan demikian memenuhi syarat sebagai (telekinesis).

Banyak yang memiliki kemampuan ini bekerja dengan energi negatif yang cenderung lebih hangat kemudian berubah bentuk ke energi positif.Pemilik kemampuan ini cenderung penuh energi negatif dan dengan demikian sangat panas bila disentuh, atau dalam kekurangan energi negatif sehingga menjadikannya cukup beku untuk disentuh.

Fenomena yang dialami para penderita pyrokinetics, berbeda dengan yang disebut penghangusan tubuh secara spontan atau Spontaneous human combustion (SHC). SHC sering berakibat fatal, karena panas yang terjadi mampu mengubah tubuh menjadi setumpuk abu hanya dalam beberapa menit.

Bisa dibayangkan seberapa kuat panasnya, bila dibandingkan dengan pembakaran jenazah di krematorium yang menggunakan panas pada suhu 1.110 C. Perlu waktu 8 jam untuk membakar jenazah di situ. Itupun, bekas yang ditinggalkan tidak seperti pada peristiwa SHC.

SHC adalah fenomena yang tidak secara langsung berkaitan dengan pyrokinesis, tetapi kesimpulan logis yang didapat dan telah ditarik diantara keduanya adalah jika seseorang tiba-tiba terbakar tanpa alasan yang dapat dipahami tentu saja dapat menjadi target pyrokinetic, jika seseorang mengandaikan adanya semacam itu. Teori-teori lain di sekitar keduanya, SHC dan praktisi pyrokinesis yang berjuang untuk mengendalikan kemampuan mereka dan secara tidak sengaja mengubahnya pada diri mereka sendiri, sehingga terjadilah SHC.

Willy Brough (12) dari Turlock, Kalifornia, misalnya, diduga mampu menyalakan api hanya dengan memandangnya. Akibatnya, ia harus menerima saja ketika diusir keluarganya karena dianggap kerasukan roh jahat.Untunglah, seorang petani yang tinggal dekat rumahnya mau memungut bocah itu dan kembali menyekolahkannya.

Namun sayang, di sekolah baru ini ia hanya bertahan 1 hari. Karena hanya dalam sehari itu, lima ruang kelas dilalap api yang bersumber dari sorot matanya. Contoh lainnya adalah Benedetto Supino dari Formia, dekat Roma, yang selanjutnya mejadi perhatian masyarakatnya. Bermula pada tahun 1982, ketika buku komik yang dibacanya di ruang tunggu dokter gigi tiba-tiba menyala.

Sejak itu, ia dan keluarganya dikejutkan oleh beberapa kebakaran. Meja-kursi dan bermacam-macam barang lainnya terbakar setiap kali Benedetto melewatinya, termasuk juga seprai tempat tidurnya, atau barang-barang yang dipegangnya, terutama buku.

Demikian pula dengan barang yang dipandangnya dengan serius, seperti yang pernah terjadi pada benda plastik yang dipegang pamannya. Kemampuan itu membuat Benedetto merasa sangat malu, bahkan tertekan. Sementara para ilmuwan tidak mampu banyak membantunya.

Nasib mengenaskan lain dialami Jennie Bramwell yang yatim piatu. Hanya dalam beberapa minggu setelah diadopsi, di rumah Dawson, keluarga angkatnya di Thorah Island, Ontario. Telah terjadi berpuluh kali kebakaran kecil. Api yang menjilat langit-langit, dinding, perabotan, handuk, bahkan kucing kesayangan keluarga, terjadi spontan saat Jennie ada di dekatnya.

Jennie pun dikembalikan ke rumah yatim piatu. Profesor Mario Scuncio dari Pusat Kesehatan Sosial Tivoli memberikan diagnosis yang agak janggal dengan menilai kondisi kejiwaan anak laki-laki yang pendiam dan kutu buku itu sangat normal.Dr. Giovanni Ballesio, dekan jurusan pengobatan kesehatan dari Rome University, yang pernah menyelidiki kemungkinan ketidaknormalan pada orang yang memiliki kemampuan membangkitkan listrik tinggi pun tidak mampu menemukan penjelasan apa-apa di balik semua kebakaran itu.

Benedetto hanya menyandarkan harapannya pada parapsikolog Demetrio Croce yang mencoba mengajarkan bagaimana mengontrol kemampuannya itu. Vincent H. Gaddis, dalam bukunya Mysterious Fires and Lights, menyatakan bahwa ada satu kekuatan pikiran yang mampu meningkatkan gejolak molekul yang berpengaruh langsung pada suatu objek sasan.

Begitu gejolak meningkat, objek menjadi panas. Untuk membakar tirai, baju atau benda lain yang mudah terbakar hanya perlu beberapa percikan panas. Vincent menulis buku ini berdasarkan penelitiannya dalam bidang parapsikologi pada tahun 1967.

Kemampuan seperti juga dikembangkan teratur oleh para biksu Tibet bahkan hal ini diujikan dalam proses inisiasi mereka, dengan membungkus diri dalam lembaran kain dan kertas basah, dan menghabiskan malam di pegunungan yang dingin, duduk di salju.

Di pagi hari, jika mereka lulus ujian, kertas dan kain akan mengering dan beberapa salju yang menyentuh tulang kaki di sekitar biarawan akan meleleh. Kelebihan manusia-manusia tersebut yang mampu membakar benda-benda disekitarnya memang merupakan suatu kelebihan sendiri, tetapi bila tidak dapat mengontrol kekuatannya tersebut kelebihannya itu dapat menjadi suatu kutukan tersendiri.