Kamis, 06 Maret 2014

Tau Gak Sih Serangga Kecil ini Punya Otak Seperti Manusia

Serangga punya otak seperti manusia, lebah madu hanya memiliki empat tipe sel saraf (neuron). Jumlahnya pun kurang dari satu juta neuron. Jumlah yang sangat sedikit dibanding neuron manusia. Namun, otak manusia dengan otak lebah madu tak jauh berbeda. Sciencemag melansir, jika dilihat dari pembagian belahan, otak manusia dibagi dalam dua belahan, kiri dan kanan. Otak kanan mengontrol tubuh bagian kiri dan sebaliknya. Riset terbaru menunjukkan hal serupa juga terjadi padi pada otak lebah madu. Para peneliti melakukan percobaan dengan menghilangkan salah satu antena lebah madu, kiri atau kanan.

Serangga Kecil ini Punya Otak Seperti Manusia

Lebah yang masih memiliki anteba kanan (antena kiri dihilangkan) lebih cepat mengenali lebah-lebah dari koloni yang sama, menjulurkan lidah (menunjukkan keinginan makan), dan lebih mampu mengusir lebah asing. Sedangkan lebah yang hanya memiliki antena kiri butuh waktu lebih lama dalam mengenali lebah dari koloninya, terlihat tak berminat makan, dan salah mengenali lebah sekoloni dengan lebah asing. unikbaca.com

Dalam laporan yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports, para peneliti menyimpulkan otak lebah madu memiliki pembagian sisi seperti otak manusia. Mereka juga menemukan antena kanan juga mengontrol beberapa perilaku lain seperti waggle dance. Waggle dance atau tarian lebah adalah perilaku 'canggih' lebah untuk menunjukkan tempat sumber pakan pada koloninya. Lebah yang melakukan waggle dance agar menari membentuk angka delapan.

Uedan Pria ini Nikahi Dua Boneka Kesayangannya Sekaligus Coy

Amerika Serikat dihebohkan oleh seorang pria berjuluk Davecat  yang melakukan poligami terhadap 2 boneka koleksinya. Davecat memang punya orientasi seks yang unik, boneka pertama yang dibeli pada tahun 2000 silam disebutnya sebagai ‘cinta pada pandangan pertama’. Dilansir News.com.au, Davecat membeli sebuah boneka RealDoll pertama seharga 6.000 dollar amerika dari uang yang ia kumpulkan selama 1,5 tahun. Boneka yang dinamai Sidore Kuroneko itu dibeli setelah ia memesan di situs Abyss Creations. Abys Creation memang menyediakan mainan pemuas birahi dengan bentuk yang sangat mirip dengan manusia.

Pria Nikahi Dua Boneka

Situs ini juga menyediakan layanan bagi pelanggannya untuk mengkreasi boneka sesuai selera. Walhasil, pria asal Amerika Serikat ini mengkreasi sendiri bentuk wajah, tubuh, warna mata, tekstur kulit. Hingga terciptalah Sidore. “Hasilnya sangat layak. Ini adalah cinta pandangan pertamaku,” ungkap Davecat, seperti dimuat News.com.au, Senin.

Boneka ini terbuat dari silikon sehingga membuatnya menjadi boneka yang lebut. Tampilannya dibuat sangat realistis. Kulitnya yang lembut hampir menyamai halusnya kulit perempuan. Meski boneka yang sama dipasarkan sebagai alat Bantu seksual, berbeda halnya dengan Davecat. Dia melihat boneka miliknya dengan lebih intim.

“70% seks dan 30% persahabatan,” ungkap Davecat menjelaskan hubungannya dengan Sidore kepada The Atlantic. Davecat dan kedua ‘istrinya’ memakai cincin kawin bertuliskan “Synthetik love lasts forever” ini sedang mempertimbangkan untuk menggelar ulang tahun pernikahan yang ke-15. Ia berharap hubungannya bisa semakin baik.

Namun demikian, Sidore bukanlah satu-satunya boneka yang ia jadikan pendamping hidup. Ada 1 boneka lagi yang ia beli, yakni Elena yang dibelinya dari Rusia. Davecat bahkan menyebut Elena adalah teman Sidore saat dirinya sedang sibuk. Pria tersebut pun mengungkapkan alasan mengapa lebih memilih menjalin hubungan dengan boneka.

“Pengalamanku berhubungan dengan wanita organik (manusia) tak pernah bahagia dan Berakhir kesedihan,” katanya. “Boneka selalu konsisten, tidak seperti manusia yang dapat merubah selera mereka, kepribadian mereka. Boneka tidak pernah akan mengkhianatimu, berbohong kepadamu menghakimimu dan berbuat hal-hal yang tak terduga seperti manusia” imbuhnya.

Davecat mengaku selama hidup satu atap dengan kedua istrinya ini tidak ada satu haripun mereka lalui dengan ngotot beradu argumen. Pertanyaanya bagaimana cara boneka untuk menyampaikan argumennya? Memang dunia kita sudah begini ya, bagaimana cara menanggapinya?